Uang
dalam ilmu ekonomi modern dapat
diartikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara universal (dapat diterima
semua kalangan) diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang dan jasa
serta kekayaan berharga lainnya. Menurut
R.J. Thomas, uang merupakan suatu
benda yang dengan mudah diterima oleh seluruh kalangan masyarakat untuk menjadi
alat pembayaran pembelian barang, jasa, dan juga barang lainnya. Selain itu, uang
pun bisa digunakkan membayar utang.
Dalam
kancah perdagangan internasional, mata uang memegang sebuah peranan vital
karena menjadi identitas dari negara penggunanya. Identitas disini lebih
dimaksudkan kepada kekuatan perekonomian negara tersebut. Negara yang ekonominya
stabil dan jarang mengalami inflasi memiliki kurs mata uang yang kuat.
Pada
tahun 2015, negara-negara di Asia Tenggara yang bergabung dalam ASEAN memasuki tahun
awal dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
MEA diawali dari perjanjian bersama antar anggota negara ASEAN pada Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) tahun 1997 yang
digelar di Kuala Lumpur, Malaysia yang menghasilkan satu visi bersama
antarnegara Asia Tenggara (ASEAN Vision
2020). MEA memiliki tujuan utama untuk mewujudkan pemerataan ekonomi bagi
seluruh warga masyarakat ASEAN.
MEA
merupakan sebuah bentuk pasar bebas yang menjamin kebebasan dalam bersaing baik
antar individu maupun antar negara. Namun, dalam persaingan bebas tersebut ada
sebuah hal mendasar yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi, yaitu
perbedaan mata uang. Berbicara besar kecilnya nilai kurs mata uang
negara-negara Asia Tenggara, bisa dibilang mengenaskan. Bagaimana tidak, empat
dari sepuluh anggotanya masuk sepuluh besar mata uang paling rendah sedunia.
Keempat itu adalah dong Vietnam posisi kedua paling bawah tepat di atas rial
Iran, rupiah Indonesia posisi kelima, kip Laos ketujuh, dan riel Kamboja
bertengger pada urutan kesepuluh. Maka, dibutuhkan sebuah mata uang tunggal agar
terjadi kesetaraan.
Mata uang tunggal (single currency) adalah sebuah mata uang baru yang terbentuk atas kerja sama antar beberapa negara yang telah sepakat untuk mengubah mata uang negara mereka masing-masing. Mata uang tunggal memiliki nilai kurs yang sama untuk negara yang mengikuti kerja sama mata uang tunggal tersebut. Contoh utama dari hal ini adalah pengenalan Euro di Uni Eropa. Ini diperkenalkan pada bulan Januari 1999 dengan perubahan penuh pada uang kertas dan uang koin yang terjadi pada bulan Januari 2001.
Euro
merupakan mata uang tunggal untuk
Benua Eropa khususnya yang tergabung di Uni Eropa. Namun, belum semua negara di
Uni Eropa menggunakan mata uang yang mempunyai lambang “€” ini. Negara yang terakhir
gabung adalah Latvia pada tanggal 1 Januari 2014. Sedangkan yang tidak
menggunakan, misalnya Inggris (sebelum keluar dari Uni Eropa) dan beberapa
negara Skandinavia. Konon, Inggris tetap memakai Poundsterling dikarenakan dulu
sempat menjadi mata uang internasional (sebelum Dollar Amerika Serikat). Karena
keegoisan dan kegengsian inilah Inggris tetap mempertahankan Poundsterling.
Selain itu, nilai kurs Poundsterling merupakan yang tertinggi di dunia.
Pro dan kontra juga menyelimuti penggunaan bentuk mata uang tunggal. Berikut merupakan argumen yang mendukung penggunaan mata uang tunggal.
1. Penghapusan
biaya konversi mata uang
mengkonversi antara mata uang memiliki biaya untuk
perorangan dan perusahaan. Mata uang tunggal akan menghapus biaya ini.
2. Transparansi
harga yang meningkat
harga dalam mata uang yang berbeda bisa sulit untuk
dibandingkan. Seberapa sering Anda berkeliling dengan kalkulator hanya untuk
memeriksa harga barang di negara lain? Jika semuanya dalam mata uang yang sama,
perbandingan harga akan menjadi sangat mudah. Hal ini dapat membantu perusahaan
mengurangi biaya, karena mereka dapat menemukan produk termurah dengan lebih
mudah.
3. Meningkatnya
persaingan dan efisiensi
Mata uang tunggal harus mendorong persaingan yang lebih
besar karena ada transparansi harga yang lebih tinggi. Hal ini akan membantu
meningkatkan efisiensi karena perusahaan dipaksa untuk tetap kompetitif.
4. Meningkatnya
investasi ke dalam
Pasar tunggal di Eropa memiliki lebih dari 200 juta
konsumen dan setelah pembesaran pada tahun 2004 memiliki lebih dari 300 juta.
Euro adalah salah satu mata uang dunia yang paling signifikan. Kedua hal ini
menambah kemungkinan peningkatan investasi ke dalam dari seluruh dunia ke
Eropa.
5. Penghapusan
ketidakpastian nilai tukar
Salah satu masalah dengan perdagangan dengan negara lain
adalah Anda tidak pernah tahu ke arah mana nilai tukar akan bergerak. Ini
mungkin bergerak sesuai keinginan Anda, tapi bisa juga bergerak melawan Anda
dan akhirnya menghabiskan biaya lebih banyak lagi. Ketidakpastian semacam ini
dapat menghambat perdagangan - terutama untuk perusahaan kecil. Mata uang
tunggal menyingkirkan semua ketidakpastian ini dalam zona mata uang tunggal,
dan harus mendorong perdagangan (dalam zona).
Namun disisi lain, mata uang tunggal juga menimbulkan kontra. Antara lain:
1.
"Satu ukuran sesuai dengan semua kebijakan"
Satu mata uang tunggal memerlukan satu kebijakan moneter. Ini berarti suku bunga ditetapkan secara terpusat untuk semua negara Euro. Katakanlah sebuah negara sedang mengalami penurunan dalam aktivitas ekonomi, namun sisanya booming. Bank Sentral Eropa mungkin ingin menaikkan suku bunga, tapi itu akan memperburuk resesi untuk negara tersebut.
Satu mata uang tunggal memerlukan satu kebijakan moneter. Ini berarti suku bunga ditetapkan secara terpusat untuk semua negara Euro. Katakanlah sebuah negara sedang mengalami penurunan dalam aktivitas ekonomi, namun sisanya booming. Bank Sentral Eropa mungkin ingin menaikkan suku bunga, tapi itu akan memperburuk resesi untuk negara tersebut.
2.
Efek kebijakan yang berbeda
Bahkan ketika negara saling terkait, ada kemungkinan kebijakan tunggal akan memiliki dampak yang berbeda pada negara yang berbeda. Misalnya, proporsi orang yang memiliki rumah di Inggris jauh lebih besar daripada di negara-negara Eropa lainnya. Hal ini membuat Inggris lebih bergantung pada pinjaman hipotek. Perubahan suku bunga saat itu, mungkin memiliki efek berbeda di Inggris dari negara lain.
Bahkan ketika negara saling terkait, ada kemungkinan kebijakan tunggal akan memiliki dampak yang berbeda pada negara yang berbeda. Misalnya, proporsi orang yang memiliki rumah di Inggris jauh lebih besar daripada di negara-negara Eropa lainnya. Hal ini membuat Inggris lebih bergantung pada pinjaman hipotek. Perubahan suku bunga saat itu, mungkin memiliki efek berbeda di Inggris dari negara lain.
3.
Guncangan ekonomi
Guncangan ekonomi eksternal mungkin memiliki dampak buruk. Contohnya bisa jadi kenaikan harga minyak yang cepat (seperti yang terjadi pada tahun 1970an dan 80an). Hal ini dapat mempengaruhi negara yang berbeda dengan cara yang berbeda, bergantung pada seberapa bergantungnya minyak. Inggris menghasilkan Minyak Laut Utara sendiri dan mungkin akan terpengaruh berbeda dengan Luksemburg yang tidak menghasilkan minyak.
Guncangan ekonomi eksternal mungkin memiliki dampak buruk. Contohnya bisa jadi kenaikan harga minyak yang cepat (seperti yang terjadi pada tahun 1970an dan 80an). Hal ini dapat mempengaruhi negara yang berbeda dengan cara yang berbeda, bergantung pada seberapa bergantungnya minyak. Inggris menghasilkan Minyak Laut Utara sendiri dan mungkin akan terpengaruh berbeda dengan Luksemburg yang tidak menghasilkan minyak.
4.
Biaya transisi
pindah ke satu
kesatuan ekonomi mata uang tunggal melibatkan biaya transisi jangka pendek
(yang akan hilang begitu mata uang baru itu terbentuk sepenuhnya). Misalnya,
uang baru harus dikeluarkan dan yang lama ditarik, mesin penjual harus
diadaptasi untuk mengambil koin baru, dan departemen valuta asing mungkin
menyusut dalam ukuran di beberapa institusi keuangan.
Mata uang tunggal memang masih menjadi pro dan kontra di wilayah ASEAN. Hanya waktu yang akan menjawab. hasta la vista
Comments
Post a Comment